PANTUN ANAK-ANAK
u Anak beruk di tepi pantai,
Masuk ke
bendang memakan padi.
Biar buruk
kain dipakai
Asalkan pandai
mengambil hati.
u Anak udang,udang juga
bolehkah
jadi anak tenggiri
Anak
orang, orang juga,
Bolehkah
jad anak sendiri?
u Cempedak di luar pagar
Tarik galah
tolong jolokkan
Saya budak
baru belajar
Kalo salah
tolong tunjukkan
PANTUN ANAK-ANAK
Berangan besar di dalam padi
rumpun buluh dibuat pagar
Jangan syak di dalam hati
Maklum pantaun saya belajar
Kulit lembu celupkansamak,
Mari dibuat tapak kasut
Harta dunia janganlah tamak
Kalo mati tidak mengikut
Manis
sungguh tebu seberang
Dari akar sampai kepucuk
Manis sungguh mulut orang
Kita menangis jadi terpujuk
PANTUN DUKA CITA
Asam jawa tumbuh di pagar
Berubah dalam musim penghujan
Kalo tidak menaruh sabar
Wallahualam bagian badan.
Besar
buahnya pisang batu
Jatuh
melayang selaranya
Saya
ini anak piatu
Sanak
saudara tidak punya
Buah mangga di Tanah Sirah
Masak sedikit bawakan bakul.
Bapak saya sangat pemarah
Salah sedikit suka memukul.
PANTUN DUKA CITA
Benang tidak sutra tidak
Bunga raya kuntum salikin
Uang tidak serba tidak
Apa daya untun miskin.
Dimana padi takkan luluh
Padi basah tidak ditampi
Di mana hati takkan rusuh
Bunda hilang bapak berbinik.
Emas urai
dalam gelata.
Kain pendukung
koyak di bendi
Biar ber urai
air mata
Ayah kanding
tidak peduli
PANTUN NASIB
Makan
semangkaberulam manggis
Dimakan
dalam perahu
Di
luar gelak di dalam tangis
Allahu
rabbi yang akan tahu.
Mati di panah indera sakit
Perepat sampaian kain.
Jika tidak si tangkai hati,
Mana dapat pada yang lain.
Mali ditembak oleh belanda
Penabur
terserak tengah padang
Duduk
terkenang akan adinda
Nyawak
di tubuh rasa melayang
PANTUN NASIB
Orang
teluk pergi menjala
Dapatlah
ikan dua tiga
Alangkah
buruk untung saya
Tidur
bertilam air mata
Orang padang mandi ke gurun
Mandi berlimau bunga lada
Hari petang matahari turun,
Dagang berurai air mata
Pinggan
sabun berisi minyak.
Minyak
bernama beragam bau
Minta
ampun banyak-banyak
Minta
maaf kata terlalu
PANTUN DAGANG
Putri
bungsu pandai menjungkit.
Sungkitkan
saya sutera kembang
Letih
lesu dikatakan sakit.
Rasa
di dalam Hang lahat.
Menumbuk di lesung
batu
Menampi diulang-ulang.
Apa akan tenggang anak
piatu,
Kain basah kering
dipinggang
Nuri
hinggap di atas kota
Dapat
ditangkap putra ratu
Hati
di dalamsangat bercinta
Bila
gerangan akan bersatu.
PANTUN DAGANG
Terbang
peragam di pucuk kapas
Kuda
dipacu di sen medan
Permata
digenggam sudah terlepas
Baju
terlucut dari badan
Mandi pinang-pinang
Air sabun peremasan
Dibawah duduk tidak senang
Dibawah tidur kelemasan
Kapal
berlayar dari jedah
Sendok-sendok
di tengah huma
Siang
dan malam berhati gundah
Hendak
menjolok setangkai bunga.
PANTUN BERKENALAN
Anak
buaya di Citarum
Hilir
di kuala batu haji
Singgah
ke pulau Siantokan
Seru-berseru
suara tabib.
Anak ruan berlima-lima
Mati ditimpa punggur
berdaun
Kasih tuan saya
terima.
Menjadi utang beribu
tahun.
Air serbat di dalam cangkir
Sampai ke jawa saya curahkan
Haram tobat saya tak mungkir
Badai dan nyawa saya serahkan
PANTUN BERKENALAN
Asap api
membakar kebun
Merendang
lada di sampul puleh
Taruknya
kaca tangkainya embun
Di pandang
ada di ambil tak boleh
Anak kerak cantik di bukit
Di panah oleh indera sakti
Di panang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati.
Raja
aceh berpayung bulat
Payung
centera dari dang judah
Hati
kasih boleh di buat
Hati
masrat bukannya mudah
PANTUN ORANG TUA
Delima
tumbuh di atas batu
Jangan
rusak karena rotan
Terima
azab sudahlah tentu
Jangan
syak karena setan.
Kayu tersandar berapit dua.
Gelam di jemur di beli akar
Kalaukan kita sadarkan nyawa
Dalam Baitullah menghabiskan dosa.
Nobat
beragam bernama khalil
Dipalu
di muka rumah raja
Tobat
mengikuthadis dan dalil.
Itulah kita punya kerja.
PANTUN AGAMA
Asam
kandis asam gelugur
Ketiga
asam riang-riang
Menangis
di pintu kubur
Teringat
badan tidak sembahyang
Anak udang mati dituba
Lada sulah masak di lurut
Perbuatan haram jangan di coba
Sabda rasul hendak di turut
Banyaklah
bulan antara bulan
Tidak
semulia bulan puasa
Banyaklah
tuan serupa tuan
Tidak
semuliaTuhan yang Esa
PANTUN JENAKA
Bawa
perahu ke tanjung pandan
Juru
mudik duduk berkemas
Tak
tau akan untung badan
Awak
tembaga di katakan emas
Dayang-dayang dari kerukut
Pecah telur tuan kemangkuk
Sayangkan tuan bukan patut
Ibarat telur di ujung tanduk
Imam
bukan sembarang imam
Imam
yang datang dari jawa
Hitamnya
bukan sembarang hitam
Hitam
manis rupa tertawa